Setelah selesai berhias dengan bantuan cermin-cermin kecil yang ada diperlengkapan make-up, aku berdiri dan mematut diri di depan cermin besar. Wow !!!! Ada yang aneh pada wajahku di cermin itu. Terlihat lebih bagus dari biasanya. Hmmmmmmm... aku bukanlah seorang perempuan cantik seperti artis ibukota. Tetapi wajahku memang agak beda. Maaf....aku memang terlihat lebih cantik dari hari biasanya.
Tentu saja aku bingung. Kudekatkan wajahku di cermin.....memang terlihat cantik. Aku agak menjauh dari cermin.....tetap terlihat cantik. Hey...ada apa dengan wajahku ? Kupandang sekali lagi wajahku di cermin.....so beautifull. Ah....sudahlah bagus juga kalo memang dandananku kali ini membuat aku terlihat cantik. Aku harus segera ke kantor karena hari ini apel pagi dan ada rapat dengan ibu-ibu Tim Penggerak PKK Propinsi.
Saat menemui gadis kecilku untuk berpamitan, tanpa sengaja aku melihat wajahku di cermin yang ada di kamarnya......Ya ampun.....ga’ salah lihatkah aku ? Aku bukannya terlihat cantik melainkan seperti udang yang baru diangkat dari kuali. Serba merah !!! Kudekatkan wajahku ke depan cermin yang ada di kamar gadis kecilku..... Hihihi.....ga’ cuma warna mukaku yang kayak udang di rebus, melainkan lipstick yang kupakai tidak cocok dengan warna riasan di wajahku. Alhasil aku menyimpulkan riasanku pagi ini...amburadul !!!! Bahkan Bundaku menertawakan dandananku pagi ini.
Aku ga’ jadi pamit ke gadis kecilku....melainkan menuju kamar anakku yang sulung, karena di situ juga ada cermin besar. Waaaaooowww...... wajahku benar-benar amburadul...... Ada yang salah dengan dandananku hari ini rupanya. Akhirnya aku kembali ke kamarku, dan berdiri di depan cerminku sendiri.....koq tampaknya fine-fine aja gitu loh....... Lantaran dua cermin “berkata” mukaku amburadul maka aku bersihkan wajahku dan memulai berhias lagi. Tidak memakan waktu lama karena aku memang tidak suka berhias yang terlalu berlebihan.....aku selesai.
Mematut sekali lagi di cermin dalam kamar anakku.........kemudian pamit pada Bunda dan gadis kecilku. Ketika Acil (Bibi’ / pembantu di rumah kami) berpapasan denganku di pintu kamar, dia kelihatan terkejut melihat aku masih di rumah karena memang biasanya aku sudah berangkat ke kantor ketika dia datang.
“ Ibu........ belum berangkat ke kantor bu ?” tanyanya keheranan.
“ Iya belum.....soalnya aku mesti mengulang dandan nih Cil. Lucu aja, dandan pertama kelihatan baik-baik dan cantik di cermin kamarku...eh waktu lihat di cermin anakku ternyata dandananku amburadul” jawab aku sambil mengambil kunci kontak.
Jam sudah menujukkan pukul tujuh lebih empat puluh lima menit. Jelas, aku sudah terlambat untuk apel pagi. Untung rapat dengan Ibu-Ibu Tim Penggerak PKK dijadwalkan pukul sembilan.
“ Maaf Ibu.....cermin di kamar Ibu belum sempat Ulun (saya) bersihkan kemarin soalnya cairan pembersih kacanya habis.....” sahut si Acil sambil mendahului langkahku sebab dia akan membukakan pintu pagar.
Ups........langkahku terhenti. Bundaku yang berada di teras senyum di kulum mendengar kata-kata Acil. Kata-kata Bundaku yang kemudian terngiang-ngiang selama perjalanan menuju kantor.
“ Saat kamu melihat dirimu di cermin yang tidak bersih...... kamu terlihat cantik, bagus, tanpa cacat dan tanpa cela.....padahal sebenarnya wajah kamu saat itu amburadul..... Bayangkan kalau cermin itu adalah hati kamu sendiri..........”
Kata-kata Bunda mengingatkan aku saat masih berada di jaman jahiliyah karena belum mengenakan jilbab. Kasusnya hampir sama namun saat itu Bapak yang menegur aku sebab ternyata lampu kamarku mati sehingga dalam suasana temaram aku berdandan. Akibatnya ya seperti dakocan yang habis dandan.... Bunda Cuma bilang,
“ Dalam keadaan temaram, segala sesuatu di depan cermin nampak bagus dan sempurna.....padahal dalam keadaan terang benderang.....tahi lalat kecil pun akan nampak....Bayangkan kalau cermin itu adalah hati kamu sendiri,”
Aku punya dua catatan untuk kasus yang sama bahwa bayangan kita di cermin akan nampak bagus, cantik, indah dan sempurna saat sekitar kita temaran karena kurang cahaya. Selanjutnya, walau ada cahaya.....hal itu akan terjadi lagi bila cerminnya tidak pernah dibersihkan.
Seandainya cermin kotor itu hati kita..........MAKA APA YANG KITA LAKUKAN SEPERTINYA BAGUS DAN SEMPURNA PADAHAL SEBALIKNYA. KOTORNYA HATI KARENA KITA TIDAK PUNYA CAHAYA YANG CUKUP UNTUK MENERANGI DAN JUGA KARENA KITA LUPA UNTUK SELALU MEMBERSIHKANNYA.
Jadi sering-seringlah bersih hatimu dengan istighfar dan dzikrullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar