Minggu, 29 Maret 2015

FUNNY LEGACY

I think, it's the funniest story.
Hasil gambar untuk emoticon
At my office, I have a staff.. You know.....this staff has a worst habit. Come to office always late although I have told him to not do that anymore. If he has a bad report from absent of work he always ask me to sign his letter to tell his reason to come too late to the office. He  only do the command from the division manager but never do what I had commanded to him. It's always back and back again until I can't speak anymore because I ever ask to move him from my section. But I know, no one likes him and no one want him to be their staff.

I also never likes this staff because I have special notes of him. He's neglected his daughter and his son just because an affair with the other staff at our office. For me, he has no responsibility for his kids. And how can he responsible to the job ? Yesterday, someone was angry to me because this staf not finishing the tables that I have ask him to did it. She said loudly,

"Why you still believe him to do the jobs ? Why you give the jobs to person like him that has no responsibility ? "

I can't answered, what was she told. Because I have ever ask her to move this staff but it never happened. He still to be my staff. Why ? Because no one likes him. Why ? Because he always has think that the other people is not clever like himself. He never follow what I have said.


The funniest thing is......the head division at my office can't make a decision to rebuke and give the sanction to him because the head division can't operate the computer, much less opened and reading an email.

How many head division at your office have that funniest situation like that..... just because can't operate the computer and reading the email than very permissive with an affair or the bad habit ?

The other of funniest story


If the employees retire from the office, I think it's enough for them to take a rest time and makes the relationship with people near their home. Their age is not young  and physically not strong enough anymore. But it's different at my office.

The retired of head division still have a power. They can do everything like sorting and burning the document. It's unbelievable but it's happened.

I have so many documents that put at the front of a little room. These documents are belong of district office. I put it there because these documents will be take home by the district office after the data in that document put on the internet application.

You know what happened to my documents ? It burned by the cleaning service after the files  selected by the manager of the cleaning service. Who is the manager of those cleaning service ? He 's the retired of head of division at my office.

The funniest thing is ...... he said to me that he selected the old documents and ordered to the cleaning service to burned it because he thinks it is useless. He did it without asking the people in my section but did it just like he still the head of division here that can sorting and burning everything that he want.

How many retired of head division at your office changes their duty from middle manager to manager of cleaning service ?

Hasil gambar untuk emoticon
The last funniest story was happened a few hours ago.

The retired head of division at my office sent me a message on blackberry.

" Hi Nick, do you have data of families ? Poor families ?

I reply," yes I have but at the laptop that I left at the office"

She asked me to give that data on Monday. So I said, tomorrow I will going to Jakarta to follow the national event there. She told me that the data needed by her on Monday because she should make a speech. I think she pushed me to come to the office on Saturday. And then I said that Saturday I have a lesson at my campus.
Hasil gambar untuk emoticon

She looks like angry and said thank you because reply her message.

The funniest thing is......she said that she write a speech for opening ceremonial of UPPKS training at my office. Hahahaha......who is she....now ???

How many retired of head division at your office still have a power and an authority to do the official duty ?

Hasil gambar untuk emoticon



Here are my notes :

Every single funniest story just because there's no an authority from the active managers. They are the official manager but they don't have the responsibility. Why ? Because they chosen by people who are not responsible, also for the irresponsible way. Who are these people ? They are the retired head of division and head of the office.that still live near in official office.

Hasil gambar untuk emoticon


How about my staff  ? He was taught by the retired of head of division who are not responsible because having an affair too. He was the golden boy of that retired of head division. And he knows that he will be not retired from the office although have an affair.

The funniest thing is...... this is untold story because all of the people in my office knew it but didn't tell. 
Hasil gambar untuk emoticon

So.... that habits are legacy........ that needed to be burned......


Kamis, 12 Maret 2015

HABIS

Aku sungguh-sungguh tidak habis pikir, apa sebenarnya yang diinginkan oleh orang-orang itu terhadapku. Tidak ada hentinya mengganggu ketenangan hati dan pikiranku, padahal aku sendiri tidak punya waktu untuk mengganggu ketenangan hati dan pikiran mereka. Habis waktuku untuk menyelesaikan pekerjaanku dan habis pikiranku untuk mencari apa yang akan aku lakukan untuk suami dan anak-anakku.

Berkali-kali aku katakan bahwa kalau aku bekerja maksimal dengan hasil yang baik tidak untuk mencari muka dihadapan atasanku. Aku ingin membersihkan penghasilanku agar yang masuk ke perut anak dan suamiku adalah barang halal sebab diperoleh karena memang aku bekerja keras. 

Sudah banyak bukti yang meyakinkan  hal tersebut. Yang paling besar sekali bukti itu adalah bahwa bukan aku yang dipromosi untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi lagi dari posisiku sekarang ini. Tetapi aku heran, masih saja mereka menjadikanku sebagai kambing hitam atas hal-hal yang tidak aku lakukan atau bukan dariku.

Kemarin, hanya karena selembar surat aku dituduh mau mengambil tupoksi orang. Hari ini, saat rapat berlangsung ada orang yang berkata dengan lantang seolah dia benar dengan kata-katanya itu bahwa pendataan keluarga itu tanggung jawab terbesarnya ada di sub seksi yang lain. Bukan sub seksi aku. Halah dalaaaah......dia pikir aku keberatan menyerahkan tanggung jawab itu ? Sama sekali tidak !!! Silahkan saja ambil pekerjaan itu seluruhnya......jangan cuma anggarannya. Aku malah dengan senang hati menyerahkan pekerjaan tersebut sesuai kalimat orang tersebut kepada sub seksi yang lain. 

Bayangkan, kalimat yang keluar dari bibirnya itu tidak disaring dulu dalam otak dan pikirannya. Dia berkata hanya berdasarkan kata-kata pimpinan di tingkat pusat. Sementara, dia tidak pernah membaca peraturan kepala yang mengatur jabatan apa bertugas apa saja. Dia beranggapan, pekerjaan ini seperti warung kopi yang mudah sekali memindahkan tanggung jawab.

Kembali pada persoalan tanggung jawab itu tadi. Sungguh, aku tidak ingin menguasa anggaran sebesar delapan milyar itu sebab resikonya sangat besar. Aku juga tidak ingin terbelit dalam pertanggung jawaban anggaran. Oleh karenanya, aku berkirim pesan ke atasanku yang paling tinggi agar merealisasikan pernyataan orang tersebut. Biarkan aku lepas dari tanggung jawab tersebut.

Seandainya dia hanya menyatakan intern di dalam bidang kami, itu tidak akan menjadi persoalan sebab bisa kuanggap sebagai cara mengikat tanggung jawab di semua sub seksi agar pendataan itu berjalan lancar. Tetapi ini dinyatakan di dalam forum rapat yang di dengar banyak pihak. Pantang bagiku berebut pekerjaan. Maka.....silahkan bapak dan ibu......ambil saja pekerjaan pendataan keluarga itu semuanya, sampai habis.

Malam ini,
Aku menghadapi laptopku dan semua cerita sehari ini kembali bagaikan lintasan film di ingatanku. Ah.....sepertinya aku memang mau di habisi di kantorku ini. Yang aku ingat, kata-kata bahwa pendataan keluarga bukan tanggung jawab sub seksi aku itu bersumber dari Kepala Bidang tetangga bidangku sesaat sesudah pelantikan. Sebab si pemegang tanggung jawab sub seksi itu sendiri yang mengatakannya kepadaku dibarengi dengan pertanyaan, betulkah begitu ? Aku sudah menjawab berdasarkan peraturan kepala BKKBN nomor sekian pasal sekian bukan.....itu tanggung jawab di sub seksi yang kupimpin. Keterkaitan dengan petugas lapangan KB tidak directly melainkan sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi petugas lapangan KB.

Aku berpikir  bahwa bapak yang menyampaikan hal tersebut hanya memakai nama direktur di pusat untuk pembenaran padahal dia hanya berpijak dari kata-kata kepala bidang itu.

Silahkan saja, Ambil saja, Habiskan saja.

Sesudah aku dikatakan masih golongan III/c.......sekarang pekerjaanku yang mau diambil alih. Makanya......habisi saja sudah supaya aku tidak eksis di kantor ini.

Pada situasi ini, aku jadi ingat Bapak Karyono Ibnu Ahmad, dosen Pendidikan Karakter yang mengatakan bahwa manusia yang tidak beribadah kepada Allah maka ibaratkan seperti binatang yang mengawinkan karakter-karakter buruk  berupa keserakahan harta dan jabatan dan sehingga menghasilkan anak berupa sifat yang suka membunuh karakter.

Aku pikir, karakterku akan dihabisi dan dilenyapkan dengan cara yang tidak manusiawi. Bila aku bersabar.....maka Allah Azza Wa Jalla yang akan membalaskan semua perbuatan mereka. Aku yakin seyakin jiwaku yang ada dalam genggam Allah Subhannahu Wa Ta'ala bahwa apapun perbuatan mereka terhadapku akan mendapat imbalan yang layak dari Maha Kuasa.


Selasa, 10 Maret 2015

BERTEMAN DENGAN FITNAH

Sepertinya, aku harus menghilangkan kesukaanku memberikan pertolongan. Karena ternyata, tidak semua pertolongan memberikan hasil yang positif. Jauh dari rasa terima kasih, malah berbuntut pada ketidak senangan.

Adalah seorang pegawai di kantorku, yang sudah berkali-kali konsep suratnya di koreksi dan salah di mata pimpinanku. Hari itu, dia mendapat tugas yang seharusnya akulah yang berangkat ke Jakarta. Namun karena aku sakit maka tugas itu digantikan oleh orang lain dan aku yang tinggal di kantor.

Pada saat aku di kantor, surat pegawai itu turun dan masih mendapat banyak coretan dari pimpinanku dan belum ditanda tangani. Atas ijin atasan langsungku, surat itu aku perbaiki. Aku hanya ingin membantu sebagai balasan atas bantuan pegawai itu karena bersedia berangkat menggantikanku.

Surat itu aku ketik di laptop-ku dan saat pengetikan, pimpinanku masuk dikarenakan ada yang mau disampaikan terkait keinginan beliau mengajak aku ke Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di Kabupaten itu, aku diminta menyampaikan tentang pencatatan dan pelaporan untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan terutama bagi dokter yang bekerja sama dengan BPJS.

Melihat tumpukan surat yang ada coret-coretan beliau, pimpinanku menanyakan apa yang sedang kukerjakan. Aku yakin beliau akan bertanya demikian sebab surat-surat dari bidang aku belum ada dikarenakan kegiatan baru akan mulai sekitar bulan April mendatang.

Pertanyaan pimpinanku itu aku jawab seadanya yaitu membantu Bu Anu menyelesaikan surat mengenai SWK dan MKK agar bisa cepat dikirim ke Kabupaten/Kota. Pimpinanku cuma tersenyum dan menyuruh aku segera menyelesaikan surat tersebut agar bisa ditanda tangani sebelum beliau berangkat ke Barabai. Sore itu, suratnya sudah selesai dan aku tidak tahu lagi sebab aku harus ke dokter konsultasi hasil laboratorium.

Sungguh tidak aku duga bila bantuanku itu menjadi petaka. Bu Anu, jangankan berterima kasih justru mengumbar kalimat yang tidak sedap di dengar. Katanya, aku mau mengambil alih pekerjaan dia. Itu tupoksinya kenapa harus dikerjakan oleh orang lain. Kalimat itu dia sampaikan kepada staf yang menelponnya pagi tadi. Padahal telpon itu aku sendiri yang menyerahkan kepadanya dan sudah jelas aku juga yang dibicarakannya di telpon itu.

Ya Tuhan.....

Sepertinya fitnah itu tidak pernah jauh dari aku. Hanya lantaran selembar surat yang kuselesaikan dengan niat membantu dan berterima kasih, berbuntut pada ketidaknyamanan.

Aku berjanji kepadaMU ya Allah.....tidak akan lagi melakukan kesalahan seperti itu dan tidak akan lagi aku membantu siapapun dengan dalih apapun.

Terima kasih atas teguran MU pada hari ini dan terima kasih ENGKAU sudah memberikan bacaan atas sifat dan sikap orang yang baru satu bulan berada dalam satu ruangan yang sama denganku.

Minggu, 01 Maret 2015

BEBAN ITU BUKAN PUNYAKU

Pelantikan sudah berjalan setengah bulan, saat aku masuk dari cuti selama dua minggu. Aku sedang mengerjakan spesifkasi kartu-kartu yang dibutuhkan untuk pelayanan kontrasepsi dan laporan bulanan sebab awal tahun menjaadi kegiatan rutin tugasku untuk pengadaan kartu yang dibutuhkan di tingkat lapangan. Selain itu, sudah pula menunggu pembuatan spesifikasi untuk formulir pendataan keluarga. Aku menyukai setiap lekuk dari pekerjaanku sebab setiap harinya ada seni yang kupelajari disitu.
Ah ya.....aku juga punya satu tanggung jawab yang harus aku selesaikan yaitu pembuatan laporan akuntabilitas yang rutin diminta setiap awal tahun sebagai laporan kegiatan tahun sebelumnya. Dan aku tengah melakukan perbaikan dari lapora tersebut. Di sini, aku tdaik bekerja sendirian.

Tengah menyelesaikan apa yang kusebutkan tadi, masuklah seorang perempuan bertubuh gendut dengan gaya berjalan seperti orang sibuk dan suaranya yang melengking langsung berada didepanku katanya :

" Ibu sudah mengerjakan renstra ?"

Perempuan ini staf di salah satu bidang. Kurang ajar juga, siapa dia koq bertanya seperti itu ? Apa kedudukannya koq menganggap aku ini sebagai pembantunya dan semaunya bertanya seperti itu.

" Siapa yang menyuruh aku mengerjakan itu ?" jawabku sambil menatap ke arahnya. Dibelakangnya masuk pula seorang perempuan bertubuh lebih gemuk, pejabat yang baru di lantik dua minggu lalu.

" Un, bisakah ikam mengerjakan Renstra ini sebab si anu tidak ada, si ani tidak ada, si itu entah kemana dan aku tidak mungkin mengerjakannya karena aku takut kalau dicoret-coret. Kamu tahu sendiri kan pimpinan kita seringmencoret-coret konsep kita ?"

Aku terpesona mendengar kalimat yang dilontarkannya. Sebenarnya kalimat itu biasa saja. Tetapi terlontar dari seorang pejabat yang dilantik dengan alasan dia lebih cerdas meski tidak pintar. Mengapa menghadapi coretan atas konsep saja takut ? Bukankah dia yang katanya selalu menjuarai lomba-lomba di tingkat nasional ? Kenapa sang juara takut menghadapi konsep yang akan dicoret ? Takut.....atau tidak bisa ?

Aku menyuruhnya melihat ke layar laptopku.

" Aku sedang mengerjakan ini.......bisakah tidak menggangguku ?" ujarku kemudian.

Kedua perempuan gendut itu kemudian berlalu. Aku yakin, akan ada cerita negatif tentangku untuk pimpinan di kantor terkait dengan penolakanku tersebut.

Membuat Renstra sebenarnya tidaklah sulit. Aku sudah mempelajari caranya ketika Diklat PIM III tahun 2012, akupun mempelajarinya saat materi kuliah manajemen srategik. Tidak sulit membuat rencana strategi.......tetapi itu bukan tugas aku yang cuma lower manager. Itu merupakan tugasnya middle dan top manager. Jadi maaf, silahkan suruh orang-orang cerdas lainnya saja untuk membuat renstra itu, jangan suruh aku yang tidak cerdas ini.

Melihat mereka berdua menjauh, aku termenung dan ingat kejadian di tahun 2012.....saat lomba duta mahasiswa.

Sore itu, telpon ku berdering tidak putus-putus padahal aku sudah telanjang di kamar mandi. Suamiku marah sekali ketika dalam keadaan tidak berpakaian aku mengangkat telpon itu dan berbicara dengan si penelpon. Saat itu, aku masih menganggapnya teman. Temanku itu bertanya, undang-undang terntang kependudukan dan KB.

Aku menjawab scara jelas dua undang-undang yang dipergunakan untuk program KB yang lama dan yang baru. Ternyata, undang-undang itu yang dipertanyakan saat lomba duta mahasiswa. Dia sudah bertanya ke kepala bidang KS-PK tetapi si Kabid tidak tahu. Kemudian dia menelponku. Entah, apakah jawaban  mengenai undang-undang itukah yang menjadikan provinsiku menang dalam lomba tersebut ? Aku ikut senang dengan kemenangan yang diraih temanku itu.

Tetapi kesenanganku itu kemudian sirna ketika Kabidku yang tepuk dada bahwa dialah yang memberitahu tentang undang-undang tersebut sehingga mereka menang. Subhanallah. Tetapi tidak apalah..... Pada tahun 2013 kembali menang dan aku ikut senang meskipun dalam hati aku menahan rasa yang kupendam sebab tidak diakui sebagai salah satu yang memberi dukungan atas kemangannya. Yang membuatku agak risih adalah temanku itu mulai tepuk dada bahwa dialah yang menyebabkan provinsi kami menjuarai lomba yang sama selama dua tahun berturut-turut.

Di tahun 2013 itu aku mengikuti kegiatan di Makassar dan beberapa provinsi memberi ucapan selamat atas kemenangan duta mahasiswa kami. Aku tersenyum dan bertanya....apakah mereka mau tahu kunci keberhasilannya ? Aku lupa namanya tapi seingatku ada 3 provinsi yaitu dari NTT, Sumsel, Lampung dan Riau yang bertanya kunci keberhasilan yang kukatakan.

" Suruhlah wakil dari provinsi bapak-bapak mempelajari undang-undang nomor 52 tahunn 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga kemudian jawablah semua pertanyaan dengan mengacu pada undang-undang tersebut"

Saranku itu bukanlah sebuah kunci keberhasilan melainkan sesuatu yang sangat umum sekali. Aku hanya ingin membuktikan bahwa hal itulah yang menyebabkan kemenangan berturut-turut diterima oleh provinsiku.  Dan....tahun 2014, tidak satu titel pun melekat di wakil provinsi dalam lomba yang sama. Seharusnya, bila memang temanku itu bertangan dingin untuk memenangkan setiap lomba maka paling tidak mendapat satu piala untuk katagori tertentu. Tetapi, ini tidak membawa satupun predikat dalam kejuaraan tersebut. Drastis sekali......dari juara pertama selama dua tahun berturut-turut, tahun ini tidak mendapat apa-apa.

Ingatanku buyar.....ah sudahlah....itu kenangan yang cukup aku simpan dalam alam pikiranku saja. Sekarang, aku tidak akan lagi membantu menaikkan power siapapun juga karena buntut-buntutnya, aku juga yang akan diinjak untuk naiknya mereka pada posisi-posisi terbaik.

Bebannya sudah tidak lagi menjadi bebanku sebab harus ada garis yang tegas.....siapa aku dan siapa kamu dalam pekerjaan ini. Terserah, Tuhan tidak akan berdiam diri atas semuanya.

MENGEJAR.....JABATAN ???

Dadaku mendesir saat submit surat permohonan mengikuti lelang jabatan eselon II. Sungguhkah aku sedang mengejar jabatan ?????? Untuk menjawa...